Friday 3 October 2014

Hilang!

Jumat, 3 Oktober  2014
(16:49)
Hari ini saya tiba di rumah, di Semarang. Ada yang sedikit berbeda pada kepulangan saya kali ini; halaman rumah tertata rapi, lantai rumah tanpa noda, tak ada jejak kaki berlumpur, dan tak ada sapaan dari anjing keluarga kami, Audi namanya. Ya, ia hilang tepat satu minggu yang lalu. Diculik, katanya.

Jumat, 26 September 2014
(09:36)
Saya tengah membaca materi dan mengerjakan tugas ketika mendapat pesan via BBM dari ibu saya, kira-kira begini bunyinya:
I: "Audi hilang."
S: "Hah? Kapan? Bagaimana bisa?"
I: "Entah, mungkin ketika Ibu pergi berbelanja tadi pagi. Padahal pintu pagar tertutup rapat. Kakakmu sangat bingung sekarang. Ia sedang mencarinya di sekitar rumah."
S: "Jika pintu tertutup, bagaimana Audi bisa keluar? Tidak mungkin jika memanjat pagar, terlalu tinggi."
I: "Ibu juga berpikir begitu. Hmm, mungkinkah ada seseorang yang masuk dan lupa menutup pagar kembali? Tapi, jika ada yang masuk, mana mungkin kakakmu tidak mendengar suara pagar yang dibuka? Ia sedang terjaga saat itu."
S: "Aneh. Semoga cepat ditemukan."
Saya sangat bingung dan tidak percaya ketika mendengar kabar tersebut. Berbagai spekulasi tentang kejadian menghilangnya Audi terus berputar di kepala saya, padahal banyak hal yang harus saya lakukan hari itu. Mau tidak mau, saya harus melakukan aktivitas alih-alih hanya merenung untuk memikirkan kejadian tersebut. Kebetulan saat itu saya memiliki tiga janji penting; bertemu pacar saya, berunding untuk tugas presentasi, dan ke kampus untuk memberikan beberapa informasi pada rekan panitia saya di kompetisi Ajisaka. Malam harinya, lagi-lagi Ibu saya mengirimkan pesan.
(20:46)
I: "Ternyata Audi diculik. Lewat halaman belakang. Penculiknya meloncati tembok pembatas rumah kita. Audi anjing yang penurut, dibelai sedikit pasti mau diajak pergi."
S: "...."
I: "Ya sudah, dijadikan pelajaran saja untuk ke depannya agar lebih berhati-hati. Yang sudah dijaga saja ternyata masih bisa hilang. Kalau sudah hilang, pasti ada sesuatu yang akan kita rindukan. Sekarang saja Ibu sudah kangen Audi yang berulah dan setiap jam bikin lantai kotor, kini tidak ada lagi. Rumah memang jadi bersih, tapi sepi rasanya. Ada yang kurang."
Ibu saya memang cukup sering memberikan nasihat. Entah mengapa, kali ini rasanya sangat mengena di hati saya. Kemudian saya sadar, segala sesuatu yang kita miliki pasti punya nilai tersendiri. Entah seberapa besar nilai tersebut, jika hilang dan terjadi kekosongan di sana pasti akan terasa berbeda. Tidak sempurna. Cacat. 
Malam itu pun saya mendapat pelajaran baru.

Kembali ke Jumat, 3 Oktober 2014
Mulai saat ini kami harus membiasakan diri tanpa kehadiran Audi, yang telah dicari ke sana ke mari tapi tak kunjung ditemukan. Audi yang sering berulah, merusakan barang-barang, mengganggu ketenangan, dan mengotori seisi rumah. Harus saya akui, Audi yang dulu sangat menyebalkan beralih menjadi yang sangat dirindukan. Mulai sekarang saya akan berusaha menghargai dan menjaga apa yang saya miliki, karena tidak semua yang hilang dapat kembali lagi.


Selamat tinggal, Audi. Semoga kau bahagia selalu. We will miss you.